Headlines News :
Home » » Pemulihan Lahan di Kawasan Merapi

Pemulihan Lahan di Kawasan Merapi

Written By AKADEMI KIMIA ANALISIS CARAKA NUSANTARA on 29 Desember 2010 | 22.05

Pemulihan Lahan di Kawasan Merapi

Erupsi Merapi memberi banyak pelajaran bagi pertanian yang terdampak material letusan. Sesungguhnya erupsi Merapi dapat dipahami sebagai proses alami untuk mengembalikan kesuburan lahan yang terakumulasi berat oleh unsur kimia buatan. Inilah hasil analisis sifat kimiawi abu dan pasir volkan Merapi yang dilakukan Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian UGM.

Unsur Kimiawi Sifat kimiawi abu dan pasir volkan Merapi menunjukkan tingkat pH 4,9, masuk kategori masam dengan daya hantar listrik tanah rata-rata 5,1 mS per cm. Daya hantar ini merupakan ukuran banyaknya garam terlarut dalam suatu bahan. Umumnya tanaman bertahan pada daya hantar listrik kurang dari 2 mS per cm. Sehingga, tanaman sayuran dan buah-buahan, seperti lombok, melon, salak pondoh, banyak yang mati, di samping karena menahan berat akibat daunnya tertimpa bahan volkan. Demikian juga salak pondoh, akibat pucuk daun patah dan bunganya tertutup bahan volkan, sehingga tidak dapat dibuahi kemudian menjadi busuk. Pemulihannya membutuhkan waktu 2-3 tahun. Namun, abu volkan juga mengandung unsur hara, yang didominasi silika (SiO2) 54%, aluminium (Al2O3) 18%, belerang (S) 5% dan klorida (Cl) 6%. Sisanya adalah kation-kation, calsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), besi (Fe) dan unsur mikro lainnya. Unsur-unsur tersebut sangat bermanfaat bagi pertumbuhan, terutama padi, agar batangnya bisa berdiri tegak, selain untuk ketahanan dari hama dan penyakit. Belerang dibutuhkan untuk membentuk protein esensial yang tak tergantikan oleh unsur hara lain, sedangkan klorida untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik sel tanaman. Tingginya kandungan fosfor (P) sebesar 200 ppm, bermanfaat bagi biji untuk berkecambah serta tanaman untuk berbunga dan berbuah.

Pemulihan Lahan Melihat karakterisitik kimiawinya, tidak ada permasalahan bagi petani untuk menanami kembali lahan pertaniannya, dengan pengolahan tanah yang dalam, agar abu volkan bercampur dengan tanah asli. Walaupun begitu, ada unsur aluminium yang bersama silika merupakan penyusun kerangka tanah, tetapi jika terlarut dalam air pada pH masam menyebabkan keracunan tanaman. Tetapi aluminium ini bisa dinetralisir dengan pupuk organik atau kompos, cukup dengan pupuk kandang matang sekitar 5-20 ton per hektare di sekitar lubang tanam, mengingat kelangkaan pupuk kandang akibat banyaknya ternak yang mati.

Pemulihan lahan tidak bisa disamaratakan, karena dampak erupsi menghasilkan tipologi lahan yang berbeda-beda. Pemulihan lahan tidak hanya masalah kimiawi atau kandungan unsur di dalam bahan volkan saja, tetapi juga masalah fisik, karena bergantung pada ketebalan timbunannya, proses yang mengendapkan dan ukuran partikel bahan yang diendapkan/tertimbun. Tiga Tipologi Ada tiga tipologi lahan, (1) lahan yang langsung tertimbun awan panas, seperti di Cangkringan yang sangat tebal, dengan partikel kasar dari pasir, kerikil atau lebih besar. Penanamannya harus menunggu suhu tanah dingin oleh air hujan. Material baru tersebut masih bersifat loose (rapuh atau belum terikat menjadi struktur yang kuat), sehingga mudah terbawa angin atau air hujan. Perlu hati-hati terjadinya erosi lahan dengan kelerengan yang tinggi. Untuk radius 5 km dari puncak Merapi, sebaiknya tidak diperuntukkan tanaman musiman, tetapi tanaman kehutanan yang berakar kuat, dan mempunyai daun yang mudah lapuk, tidak seperti pinus atau akasia. (2) Lahan yang terkena lontaran bahan volkan yang tersebar luas, seperti di Muntilan, Sleman, Klaten, bahkan sampai Bogor. Apabila ketebalan bahan volkan ini kurang dari 5 cm, misalnya di Turi dan Tempel, Sleman dan sebagian wilayah Srumbung, Magelang, tanah dapat langsung diolah, apalagi jika material yang diendapkan adalah debu halus, yang justru meningkatkan kandungan hara. Namun, yang ketebalannya lebih dari 10 cm, diperlukan pengolahan tanah yang dalam, agar tanah aslinya tercampur.

Penambahan bahan organik sangat penting, terutama jika yang terendapkan adalah bahan-bahan kasar. Kerikil harus dipisahkan dari lahan, paling tidak pada lubang tanam, karena mengganggu perakaran. Karena juga mengandung unsur hara nitrogen (N) dalam jumlah sangat rendah, diperlukan tanaman legum untuk menambat nitrogen, bisa sebagai tanaman sela, penutup tanah, ditanam di sekitar lahan atau dengan menambahkan mikrobia penambat nitrogen. (3) Lahan yang tertutup lahar dingin di kanan-kiri atau yang dilewati sungai, yang mengalir hingga Kali Code, Opak, dan Progo. Material lahar dingin berupa material halus hingga kasar. Karena terbawa air, kemasaman material yang terendapkan dan daya hantar listriknya menurun. Tetapi kandungan unsur haranya banyak yang tercuci, sehingga lebih rendah kesuburannya dibanding bahan volkan. Jika banjir lahan dingin berlangsung lama, akan mengganggu pemulihan sektor pertanian. Diperlukan pemahaman mengenai tipologi lahan, batas-batas, luas cakupan dan intensitasnya, sehingga pemulihannya bergantung pada karakteristik masing-masing tipologinya. Pemulihan lahan memang tidak perlu menunggu sekian tahun, karena dapat dipercepat dengan menambah unsur hara dengan pupuk kandang. Pengertiannya, tanah yang subur adalah tanah yang mengandung bahan-bahan mineral dan organik. Apabila bahan mineral sedikit menyediakan unsur hara, maka hara dapat diberikan dengan pupuk organik dan anorganik.

Selain itu, diperlukan pemulihan irigasi, agar lahan pertanian dapat pulih dalam waktu singkat. Sesungguhnya yang teramat penting adalah memulihkan secepatnya semangat petani lereng Merapi untuk kembali mengolah lahannya. Yang dibutuhkan, dukungan pemerintah, berupa ketersediaan bibit, mesin pencacah untuk pengomposan dan air irigasi. Keterpaduan antara peternakan dan pertanian sangat membantu, karena dari ternak akan tersedia pupuk organik yang cukup. q - c. *) Dr Ir Benito Heru Purwanto, Pengelola S2 Program Studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian UGM.

Sumber : www.kr.co.id
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Support : Puisi | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Akademi Kimia Analisis Caraka Nusantara (AKA Depok) - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website Inspired Wordpress Hack
Proudly powered by Blogger